Hai orang-orang yang beriman,
ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu
kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat),
maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan
hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal (Q.S Al Maidah : 11)
Terkadang kita heran dan mungkin bertanya saat kita
dihindarkan dari sebuah hal celaka. Boleh jadi mungkin hal-hal buruk yang
seolah mengancam kita tau-tau menjauh dari hadapan kita. Entah kita kecelakaan
lalu kita selamat, entah kita dihadang masalah lalu kita bisa mengatasinya,
entah pula kita dihadang begal seperti yang saat ini marak terjadi, lalu
kita diselamatkan dari ancaman para begal tersebut? Bukan secara
tiba-tiba ternyata pertolongan itu datang sahabatku, ternyata ada Sang Maha
Penolong dibalik kejadian-kejadian ini. Ialah Allah SWT.
Dalam Q.S. Al Maidah ayat 11 diatas jelas
disebutkan bahwa salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah kita
dihindarkan dari prahara ataupun celaka dari tangan-tangan orang jahat.
Mungkin yang sering terlintas dalam benak kita, kenikmatan itu adalah hal-hal
yang kita dapatkan berupa kemudahan dan kebahagiaan dalam konteks bisa langsung
dirasakan seperti kita mendapatkan kesehatan, waktu luang, kebahagiaan bersama
keluarga dan masih banyak lagi. Namun ternyata tak cuma itu sahabatku, ada
kenikmatan yang kadang jauh lebih berkesan namun kita kadang melupakannya. Yup,
adalah nikmat pertolongan dari Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam ayat
tersebut.
Terhindar dari hal-hal yang celaka tentu menjadi
salah satu hal yang patut disyukuri, karena disitulah kita akan mendapatkan
beberapa hikmah yang bias kita ambil iktibarnya seperti berikut :
a. Kita Memang Lemah
Manusia sangatlah lemah, tak bisa berbuat apa-apa
saat mungkin ia dalam suatu kondisi yang akan mencelakakan dirinya. Mungkin
suatu ketika ditempatnya terjadi gempa bumi yang dahsyat, saat itu manusia tak
berkutik dan mungkin hanya bisa berlari kesana-kemari untuk menyelamatkan diri.
Pada titik nadzir itulah kita menyadari betapa lemahnya kita, dan mungkin kita
akan malu dengan segala keangkuhan kita selama ini.
“Allah hendak
memberikan keringanan kepadamu dan manusia
dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
Harapannya setelah kita mengetahui kalau kita
memang lemah kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang Allah berikan, lebih
menghambakan diri kepadaNya dengan segala kebesaranNya.
b. Allah, Sebenar-benarnya An-Nashr
Pada
ketika kita lemah dan seolah berada di ujung tanduk kesulitan. Hanya ada satu
dzat yang bisa menyelamatkan kita. An Nashr, ialah sang Maha Penolong. Tak lain
dan tak bukan adalah Allah SWT. Dalam Al Quran juga disebutkan saat itu
kaum muslim diberikan kemenangan yang mutlak dalam fathul mekkah, saat itulah An-Nashr
nya Allah pun berada dibalik layar.Turunnya pertolongan Allah
bagi agama mereka. Dibukanya hati manusia untuk menerima agama ini lalu
diperintahkannya mereka untuk bertasbih dan mensucikan Allah. Sebab itu semua
adalah faktor keberhasilan. Ini adalah konteks pertolongan Allah yang relative
cukup besar, belum lagi kalau kita mentaffakuri hidup kita selama ini, mungkin
telah banyak pertolongan-pertolongan Allah yang hadir dalam diri kita namun
kita tak menggubrisnya karena kita ditutupi sifat takabur dalam diri.
Dalam Q.S. An-Nashr : 1-3
- Apabila Telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan,
- Dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong,
- Maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha
Penerima taubat
c. Tawakkal
adalah Senjata Pamungkas Seorang Muslim
”Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya
rizki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaaq : 2-3).
Sekuat
apapaun ikhtiar kita, sekeras apapun doa-doa kita, semua hasil tentunya ada
ditangan Sang Maha Berkehendak (Iradah). Inilah yang kemudian menghadirkan
konsep tawakkal itu ada. Tawakkal juga merupakan bentuk perwujudan keyakinan
kita bahwa penentu utama setiap kejadian itu adalah Allah SWT.
Tawakkal adalah benarnya penyandaran hati pada
Allah SWT dengan maksud untuk
meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia
maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan
sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan
bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata. Termasuk dalam setiap
saat dan setiap waktu kita sepatutnya bertawakkal kepada Allah SWT dengan
segala apa yang kita ikhtiarkan, bertawakkal pada saat kita mungkin dalam
kondisi yang sulit dan berbahaya. Dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan
memanjangkan tanganNya untuk memberikan bantuan kepada diri kita yang hina dan
lemah ini. Dengan bertawakkal lah diri ini akan merasa tenang dan ringan dalam
menghadapi seberat apapun kondisi yang kita hadapi.
d. Menjadi
Pribadi Syukur Nikmat
Nikmat terhindar dari mara bahaya tentu menjadi
suatu nikmat yang tak terbayangkan. Bayangkan saja mungkin suatu ketika kita
terancam nyawa kita, namun karena Allah berkehendak lain, kita selamat dari
suatu kejadian yang tidak kita inginkan. Ini menjadi hal yang patut kita
syukuri. Kalaupun kita selama ini masih sulit untuk memulai menjadi insan yang
senantiasa bersyukur, mungkin kita bisa mulai tersadar pasca kita mendapatkan
nikmat berupa pertolongan dari Allah ini. Karena setiap kejadian yang kita
alami pasti tak bias lepas dari anugerah dan nikmatNya.
Allah swt
berfirman dalam Q.S Ibrahim ayat 7 yang artinya:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur
pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku,
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Sebagai seorang muslim yang baik, tentunya setelah
kita mendapatkan nikmat-nikmat itu kita tidak malah terlena dalam kondisi
kesenangan kita. Namun mari kita giatkan amal-amal kebaikan kita agar lebih
meningkat ketimbang sebelumnya. Ibaratnya syukur akan menjadi kunci untuk
membuka kenikmatan-kenikmatan yang jauh lebih besar. Namun hakikatnya tetap
syukur sebagai bentuk terimakasih dan penghambaan kita kepada Allah.
Demikian sedikit ulasan tentang makna yang
terkandung dalam Q.S Al Maidah : 11. Harus kita akui kita sebagai manusia yang
lemah tentunya hanyalah mendamba pertolongan dari satu-satunya dzat yang Maha
Penolong, An Nashr. Allah SWT. Percayalah, Allah akan selalu ada saat kita
membutuhkannya, asalkan kita selalu dekat denganNya. Berbahagialah orang-orang
yang selalu dekat denganNya karena hidupnya pasti akan dipenuhi dengan
ketentraman dan ketenangan karena Penolong yang sebenar-benar Penolong ada
selalu di dekatnya, Allah SWT.
Wallahu A'lam Bishawab,
Bidang Kajian Dakwah Islam PC IPM Imogiri
sumber :
http://adityaphisca.blogspot.kr/2015/03/allah-sebenar-benarnya-nashr.html