Diakui atau tidak, namun pendidikan –meski bukan kebutuhan pokok- memiliki peran sentral dalam kehidupan manusia. Tak hanya berperan sebagai pembangun dasar bagi kehidupan sebuah negara, lebih jauh, -bagi beberapa orang- pendidikan dianggap sebagai salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sekaligus strata sosial di masyarakat. Tak salah memang, karena dari institusi pendidikan –sekolah maupun universitas- lah akan lahir generasi-generasi muda yang mampu melahirkan perubahan-perubahan berarti bagi negeri ini.
Hal tersebut bukan saja karena kuantitas murid dan mahasiswa (kaum muda) yang besar yang ada pada mereka, tetapi juga karena mereka –institusi pendidikan- memiliki sistem dan infrastruktur (kurikulum pendidikan, guru (fasilitator) kegiatan ekstrakulikuler (organisasi berbasis siswa), maupun project (mata kuliah) yang memastikan lebih banyak kaum muda terfasilitasi untuk membuat perubahan sosial di masyarakat, secara berkelanjutan dari tahun ke tahun. Buktinya, berdasarkan data ASHOKA Indonesia, tak kurang dari 41 % Young Changemaker yang terpilih setiap tahunnya, memulai inisiatif sosial mereka dari aktiv itas sekolah atau kampus. Sementara, 57% Young Changemaker menjadikan rekan-rekan mereka di sekolah dan kampus sebagai fokus sasaran kegiatan sosial entrepreneur mereka.
Berangkat dari data-data itulah, ASHOKA Indonesia percaya bahwa kaum muda memiliki potensi dan kekuatan untuk melakukan perubahan besar bagi masyarakat. Melalui program Young Changemaker (YCM)-nya, ASHOKA memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kaum muda untuk mentransformasi masa mudanya dengan melakukan sebuah aksi nyata untuk menjawab permasalahan sosial yang ada di lingkungan terdekatnya.
Program Young Changemaker – ASHOKA Indonesia sendiri tahun ini telah memasuki tahun keenam. Selama enam tahun perjalanannya, YCM telah mendukung dan mengapresiasi 85 anak muda dari seluruh Indonesia yang memiliki ide kreatif dari beragam isu sosial sekaligus semangat untuk menciptakan sebuah perubahan. Mereka terpilih melalui serangkaian proses Dream it Do it Grow it, diantaranya melalui workshop, pendampingan, seleksi aplikasi, hingga seleksi panel.
Kini, agar semakin banyak anak muda yang terfasilitasi untuk melakukan perubahan, gerakan Sekolah Pembaharu Muda (Changemaker School) pun digulirkan oleh ASHOKA Indonesia. Melalui program ini, ASHOKA Indonesia mendukung dan memfasilitasi sekolah untuk mengembangkan kurikulum, aktivitas serta infrastruktur di sekolah berbasis proses Dream it Do it Grow it dimana tujuan akhir dari proses ini adalah para siswa menjadi Pembaharu Muda -terampil dalam menerapkan empati, bekerja dalam kelompok, menjadi pemimpin dan mampu membuat perubahan bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
Tercatat, tak kurang dari 60 sekolah dan 90 guru di 4 daerah seperti Bandung, Jabodetabek, Yogyakarta, dan Jawa Timur telah ikut ambil bagian dalam program ini. Diharapkan, nantinya sekolah dan para guru yang telah mengikuti program Sekolah Pembaharu Muda ini dapat menciptakan sebuah sistem baru dalam dunia pendidikan, sistem yang mendorong lahirnya inovasi-inovasi sosial di masyarakat dari tangan anak-anak didik mereka.
Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, ASHOKA Indonesia bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) akan menggelar Workshop Guru -Sekolah Pembaharu Muda pada tanggal 23 – 26 Juni 2011 di Wisma Joyo Jl. Astomulyo 63 Kaliurang, Yogyakarta.
Melalui workshop tersebut, para pendidik yang selama ini kerap mendapat cap tak mengikuti perkembangan zaman akan diajak untuk mengembangkan kapasitas yang dimilikinya melalui serangkaian kegiatan yang diharapkan pada akhirnya mampu menjadi pemicu sekaligus pendorong bagi mereka untuk menciptakan sebuah kurikulum dan konsep pembelajaran yang mampu menghasilkan pembaharu-pembaharu muda dari tempat mereka mengajar, sekaligus mampu mengidentifikasi serta memobilisasi potensi SDM dan Infrastruktur sekolah untuk mendukung implementasi sekolah pembaharu muda di sekolahnya masing-masing. IPM sendiri dipilih bukan tanpa alasan. Sebagai organisasi pelajar yang bergerak di bidang keilmuan dan advokasi di kalangan pelajar pada umumnya dan pelajar Muhammadiyah pada khususnya dalam skala nasional, IPM tentu mampu menjadi mitra strategis bagi ASHOKA Indonesia untuk mengelola jaringan sekolah Muhammadiyah sebagai dasar jaringan Sekolah Pembaharu Muda di Yogyakarta.
Dengan spirit “Gerakan Pelajar Kreatif” yang diusung pada Muktamar XVII di Yogyakarta, Ikatan Pelajar Muhammadiyah terus berusaha menampung dan mengembangkan potensi serta bakat pelajar se-Indonesia dengan menjadi “Rumah bagi pelajar kreatif”.
Sumber : www.ipm.or.id