Kajian Keliling PD IPM Bantul : IPM Bicara Cinta

Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Bantul (PD IPM Bantul) mengadakan kajian pelajar se-Kabupaten Bantul pada Ahad (19/2) di Masjid Al-Mataab, Banguntapan, Bantul. Kajian yang bertema “Seluk Beluk Valentine Day, Dampak dan Solusi Kreatif agar Terbentuk Pelajar Kritis” ini menghadirkan Ust. Indra Jaya Sikumbang (PP IPM) sebagai pemateri. Acara ini dilaksanakan sebagai kajian keliling rutin bidang KDI IPM Bantul di cabang setiap bulannya. Selain itu, momen valentine dijadikan tema untuk memberi pemahaman kepada remaja khususnya pelajar agar tidak terjebak dalam tradisi yang tidak islami.

Dalam sambutannya, Ahmad Muthoharoh (Ketua Bidang KDI PD IPM Bantul) mengatakan, pelajar saat ini terjebak dalam budaya yang merusak. Mereka lebih mengedepankan nafsu dalam menjalin hubungan antarmanusia daripada menggunakan dasar hukum syari’ah. “maka dari itu, kajian ini diharap menjadi pencerah bagi pelajar dalam memandang momen valentine,” ungkapnya.

Senada dengan Muthoharoh, Ust. Indra menjelaskan makna cinta yang difahami dalam islam. Menurutnya mahabbah (cinta) dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu mahabbah al-uula, mahabbah al-wustha, dan mahabbah al-adna. Mahabbah al-uula diartikan sebagai bentuk cinta tertinggi dalam islam. Mahabbah al-uula merupakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta perkara-perkara yang rujuu’ kepada keduanya. Inilah bentuk cinta yang sejati, cinta yang abadi. 

Tingkatan kedua yaitu mahabbah al-wustha. Ini adalah bentuk cinta kepada obyek duniawi misalnya cinta kepada keluarga, harta, tahta, wanita. Tapi perlu diingat bahwa bentuk cinta pada tingkatan kedua ini harus berada di bawah cinta utama (al-mahabbah al-uula), dan pelaksanaannya harus sesuai dengan syariat Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan tingkatan yang terakhir adalah mahabbah al-adna. Ini merupakan bentuk cinta yang terendah dalam islam. Yaitu cinta yang tidak berdasar pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Bentuk cinta ini bahkan seringkali dilakukan atas dasar nafsu belaka. 

Ustadz Indra mengingatkan kepada para audiens agar selalu menempatkan cinta kepada Allah pada posisi yang tertinggi. Ia juga mengingatkan bahwa bisa jadi mahabbah al-wustha jatuh menjadi mahabbah al-adna apabila tidak hati-hati dalam melaksanakannya. “maka dari itu jaga hati dan diri, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang berada dalam tingkatan mahabbah al-adna. Ingatlah surat ar-ruum ayat 30 dalam segala aktivitas,” ujarnya.

“Memang menarik ketika membicarakan cinta. Terutama kepada kaum muda yang sedang bingung mencari identitas diri. Bila dilanjutkan, tidak cukup waktu barang sehari untuk membahasnya,” tutur Indra di akhir acara.

Penulis : Khairul Arifin (KDI PC IPM Imogiri)