Muqadimah
Tidak akan beranjak kaki anak adam pada hari kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang lima perkara; tentang umurnya dimana dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya darimana dia mendapatkan, dan kemana dia keluarkan, dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya (HR. Tirmidzi)
Ba’da tahmid wa shalawat
Sebagai pengantar marilah kita buka lembaran sejarah, bagaimana dominasi generasi muda (remaja) dalam perjalanan sejarah menorehkan tinta emas membangun peradaban.
Hampir semua pentas perubahan dunia tidak lepas dari campur tangan generasi muda, Perhatikan bagaimana Rasulullah saw. merekrut para sahabat muda pada awal-awal penyampaian risalah Islam. Sebutlah Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Mush ab bin Umair, Ammar bin Yasir, Bilal dan yang lainnya.
Namun sekarang, zaman sudah berbalik. Remaja-remaja kota besar di Indonesia (bahkan kini merambah ke kota-kota kecil seperti Imogiri), menampakkan berbagai penyimpangan perilaku sosial dan seksual yang semakin mengkhawatirkan. Budaya tawuran, perkelahian pelajar, vandalisme, seolah merupakan penyakit warisan yang sulit disembuhkan. Ratusan pelajar SMU/SMK bahkan SLTP menjadi korban, belum termasuk yang meninggal dunia serta aneka kendaraan bermotor dan bangunan yang ikut rusak. Sulit dimengerti bahwa mereka ternyata mayoritas remaja muslim. Mereka terbenam dalam hingar bingar musik, pesta, cinta, dan perilaku yang destruktif. Gersang iman dan ketenangan jiwa. Belum lagi penyimpangan perilaku seksual mereka yang memprihatinkan.
Padahal jika kita tengok dari sunnatullah proses penciptaan manusia, semua manusia baik nabi, orang kafir maupun kita adalah sama, dalam kondisi yang lemah dan tidak mengetahui sesuatupun.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl: 78)
Jika berangkatnya sama, tetapi mengapa kondisinya berakhir beda? Para Nabi menjadi insan pilihan yang begitu mulia, tetapi sebagian besar dari generasi kita justru sebaliknya menjadi hina dan terbuang dikancah pembangunan peradaban! Tentunya karena perjalanan dan proses yang merubah dan membentuknya. Faktor lingkungan keluarga, pergaulan, kesadaran dan kemauan diri untuk berubah yang menyusunnya. Bahwasanya faktor-faktor tersebut berbanding lurus dengan pembentukan akhlak kita. Kemuliaan akhlak para shahabat adalah bentukan Baitul Arqam, majelis ilmu ketauhidan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Begitupula kerusakan akhlak generasi muda saat ini adalah bentukan diri yang salah dalam memilih lingkungan pergaulan, salah menentukan jalan hidup.
‘Banyak jalan menuju roma, tetapi hanya satu jalan menuju surga’, begitu pentingnya kita menentukan pilihan jalan hidup, menentukan pilihan pergaulan, menentukan pilihan keputusan, karena memang hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan dimana pilihan tersebut menjadikan siapa diri kita, kemana tujuan kita.
Tidak akan beranjak kaki anak adam pada hari kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang lima perkara; tentang umurnya dimana dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya darimana dia mendapatkan, dan kemana dia keluarkan, dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya (HR. Tirmidzi)
Ba’da tahmid wa shalawat
Sebagai pengantar marilah kita buka lembaran sejarah, bagaimana dominasi generasi muda (remaja) dalam perjalanan sejarah menorehkan tinta emas membangun peradaban.
Hampir semua pentas perubahan dunia tidak lepas dari campur tangan generasi muda, Perhatikan bagaimana Rasulullah saw. merekrut para sahabat muda pada awal-awal penyampaian risalah Islam. Sebutlah Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Mush ab bin Umair, Ammar bin Yasir, Bilal dan yang lainnya.
Namun sekarang, zaman sudah berbalik. Remaja-remaja kota besar di Indonesia (bahkan kini merambah ke kota-kota kecil seperti Imogiri), menampakkan berbagai penyimpangan perilaku sosial dan seksual yang semakin mengkhawatirkan. Budaya tawuran, perkelahian pelajar, vandalisme, seolah merupakan penyakit warisan yang sulit disembuhkan. Ratusan pelajar SMU/SMK bahkan SLTP menjadi korban, belum termasuk yang meninggal dunia serta aneka kendaraan bermotor dan bangunan yang ikut rusak. Sulit dimengerti bahwa mereka ternyata mayoritas remaja muslim. Mereka terbenam dalam hingar bingar musik, pesta, cinta, dan perilaku yang destruktif. Gersang iman dan ketenangan jiwa. Belum lagi penyimpangan perilaku seksual mereka yang memprihatinkan.
Padahal jika kita tengok dari sunnatullah proses penciptaan manusia, semua manusia baik nabi, orang kafir maupun kita adalah sama, dalam kondisi yang lemah dan tidak mengetahui sesuatupun.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl: 78)
Jika berangkatnya sama, tetapi mengapa kondisinya berakhir beda? Para Nabi menjadi insan pilihan yang begitu mulia, tetapi sebagian besar dari generasi kita justru sebaliknya menjadi hina dan terbuang dikancah pembangunan peradaban! Tentunya karena perjalanan dan proses yang merubah dan membentuknya. Faktor lingkungan keluarga, pergaulan, kesadaran dan kemauan diri untuk berubah yang menyusunnya. Bahwasanya faktor-faktor tersebut berbanding lurus dengan pembentukan akhlak kita. Kemuliaan akhlak para shahabat adalah bentukan Baitul Arqam, majelis ilmu ketauhidan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Begitupula kerusakan akhlak generasi muda saat ini adalah bentukan diri yang salah dalam memilih lingkungan pergaulan, salah menentukan jalan hidup.
‘Banyak jalan menuju roma, tetapi hanya satu jalan menuju surga’, begitu pentingnya kita menentukan pilihan jalan hidup, menentukan pilihan pergaulan, menentukan pilihan keputusan, karena memang hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan dimana pilihan tersebut menjadikan siapa diri kita, kemana tujuan kita.
Selayang Pandang tentang IPM
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak terlepas dari latar belakang berdirnya Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amal Ma’ruf Nahi Munkar dan sebagai kensekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Selain itu situasi politik di Indonesia pada era rahun 1956-an, dimana pada masa ini merupakan masa kejayaan PKI dan masa Orde lama. Muhammadiyah menghadapi tantangan yang sangat berat dari berbagai pihak. Sehingga karena itulah dirasakan perlu adanya dukungan terutama untuk menegakkan dan menjalankan misi Muhammadiyah. Oleh karena itu diwacanakan lahirnya IPM sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil pada misi Muhammadiyah dan tampil sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah.
Tahun 1958 Pemuda Muhammdiyah menyelenggarakan konferensi di Garut, menempatkan organisasi pelajar Muhammmadiyah di bawah naungan Pemuda Muhammadiyah, dan meminta PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan supaya memberi kesempatan dan mengerahkan Kompetensi Pembentukan IPM kepada Pemuda Muhammadiyah. Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan pada tangggal 15 Juni 1961 ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Ditetapkan pula pada tangggal 5 Shafar 1381 bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Seiring berjalannya waktu dan dinamika kebijakan organisasi, dalam Konpiwil IPM 1992 Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penyesuaian organisasi. Intinya Depdagri meminta IPM berganti nama. Akhirnya dikeluarkan SK PP IPM Nomor VI/ PP.IPM/ 1992, tentang pergantian nama IPM yang selanjutnya perubahan tersebut disajikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah 22 Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 M melalui SK No. 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah, dengan pertimbangan:
a) Keberadaan remaja sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhamadiyah
b) Perlunya pengembangan jangkauaan IPM
c) Adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata “Pelajar” untuik organisasi berskala nasional
Dengan demikian secara resmi IPM berubah menjadi IRM sejak tanggal 18 November 1992.
Namun demikian, dengan pertimbangan pengkhususan subjek dakwah serta lebih terarahnya kebijakan, IRM kembali berganti nama menjadi IPM pada Muktamar XVI di Solo hingga saat ini (Muktamar XVII di Yogyakarta tahun 2010), dan mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) sebagai strategi yang digunakan untuk menjawab persoalan pelajar saat ini.
GPK mewadahi pelajar berdasarkan pada minat dan bakat pelajar, yang kebijakan IPM untuk menjawab kebutuhan pelajar hingga 6 tahun ke depan atau bisa dikatakan ini adalah Visi IPM 2010-2016. Output dari Gerakan Pelajar Kreatif ini adalah terbentuknya komunitas – komunitas di kalangan pelajar yang berdasarkan minat, bakat dan hobi.
Karakter Pelajar Kreatif mempunyai ciri berfikir dan bertindak secara ilmu-iman-amal, iman- ilmu-amal, amal-ilmu-amal secara dialektis. Tidak memandang remeh salah satu di antara ketiga unsur tersebut (ilmu-iman-amal), tetapi memandang ketiganya sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dan harus dimiliki oleh setiap kader. Kader yang mampu menerapkan ketiga unsur itu dalam ranah perjuangan dapat kita sebut sebagai intelektual kritis transformatif. Yaitu kader yang bukan hanya pandai berteori atau shaleh ritual atau melakukan kerja – kerja teknis organisatoris saja, tapi kader yang mempunyai wacana pemikiran radikal (mendalam), juga shaleh sosial dan partisipasi aktif mewujudkan perubahan sosial. Kader-kader yang mempunyai ciri-ciri seperti inilah yang nantinya mampu menjadi pelopor gerakan kritis transformatif.
Struktur dan Program Kerja IPM
Struktur IPM berjenjang mulai dari Pimpinan Ranting (PR) hingga Pimpinan Pusat (PP) sebagai berikut;
a) Pimpinan Ranting berdiri di tingkat sekolah-sekolah Muhammadiyah dan atau Kelurahan.
b) Pimpinan Cabang berdiri di tingkat Kecamatan
c) Pimpinan Daerah berdiri di tingkat Kabupaten/Kota
d) Pimpinan Wilayah berdiri di tingkat Propinsi
e) Pimpinan Pusat berdiri di tingkat Nasional
f) Pimpinan Cabang Istimewa adalah struktur IPM yang berdiri di Luar Negeri
Adapun di masing-masing struktur terdiri atas susunan kepengurusan dengan jumlah dan macam bidang sesuai kebutuhan. Contohnya di PC IPM Imogiri, susunan kepengurusan terdiri atas: Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Wakil bendahara, Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI), Bidang Pengkaderan dan Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan & Seni Islam (PIPSI) dengan Ketua dan sekretaris di masing-masing bidang. Dimungkinkan juga di cabang atau daerah lain mempunyai ragam bidang lainnya semisal bidang Hikmah Advokasi, bidang Organisasi, bidang Ipmawati, bidang SAR dan Tanggap Bencana dan lain-lain, disesuaikan dengan kebutuhan.
Sedangkan untuk program kerja sangat variatif, tentunya sesuai dengan semangat Gerakan Pelajar Kreatif, yang mencakup unsur ilmu-iman-amal. Potensi dan kebutuhan pelajar di sisi keilmuan, kebutuhan ruhiyah, kebutuhan aktualisasi diri pelajar, semuanya dirangkum dan ditelorkan dalam bentuk kegiatan dan program-program misalkan program advokasi kepelajaran, kaderisasi dan penguatan infrastruktur, pemberdayaan pelajar, meningkatkan studi pelajar, menanggulangi kenakalan remaja dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, kemah dakwah, bakti sosial, training kepemimpinan dan lain-lain.
Lambang IPM
Lambang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki ciri;
1. Bentuk segi lima perisai, runcing dibawah merupakan deformasi bentuk pena.
2. Ukuran satu berbanding dua.
3. Warna kuning berarti keagungan dan ketuhanan; putih berarti kesucian; merah berarti keberanian.
4. Isi : ada lima jalur penurun. Tiga besar dan dua jalur kecil, jalur tengah, runcing di bawah berwarna kuning; lebar seperempat lebar perisai lambang dan diapit dua jalur kecil berwarna merah dengan lebar seperduapuluh (1/20) lebar perisai, dan dua jalur besar berwarna merah dengan lebar ¼ lebar perisai.
5. Gambar matahari bersinar (berjumlah 12 sinar) yang terletak ditengah (sedikit agak keatas) perisai, merupakan lambang Muhammadiyah. Gambar matahari yang berwarna kuning yang menunjukan bahwa IPM adalah keluarga Muhammadiyah. Di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku berarti pengetahuan. Atau bisa juga berarti Al-Qur’an yang suci (putih). Warna hijau menunjukan agar ilmu yang didapatkan dapat mempertebal iman. Di bawah bulatan matahari terdapat tulisan ayat Al-quran, surat Al Qalam ayat 1 yang berbunyi Demi pena dan apa yang dituliskannya.
6. Tulisan Al-Quran tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Arab, warna hitam dan merupakan semboyan IPM. Huruf IPM berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti berani serta aktif menyampaikan dakwah Islam karena IPM mengemban tugas sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah
Tujuan IPM
Maksud dan tujuan IPM “Terbentuknya Pelajar Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (Anggaran Dasar IPM pasal 6)
Janji Pelajar Muhammadiyah
Asyhadu an Laa-ilaa ha illa Allah wa Asyhadu anna Muhammad ar-Rasulullah
kami pelajar Muhammadiyah berjanji:
1. Berjuang menegakkan agama Islam
2. Hormat terhadap orangtua
3. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
4. Bekerja keras mandiri dan berprestasi
5. Rela berkorban dan menolong sesama
6. Siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak terlepas dari latar belakang berdirnya Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amal Ma’ruf Nahi Munkar dan sebagai kensekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Selain itu situasi politik di Indonesia pada era rahun 1956-an, dimana pada masa ini merupakan masa kejayaan PKI dan masa Orde lama. Muhammadiyah menghadapi tantangan yang sangat berat dari berbagai pihak. Sehingga karena itulah dirasakan perlu adanya dukungan terutama untuk menegakkan dan menjalankan misi Muhammadiyah. Oleh karena itu diwacanakan lahirnya IPM sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil pada misi Muhammadiyah dan tampil sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah.
Tahun 1958 Pemuda Muhammdiyah menyelenggarakan konferensi di Garut, menempatkan organisasi pelajar Muhammmadiyah di bawah naungan Pemuda Muhammadiyah, dan meminta PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan supaya memberi kesempatan dan mengerahkan Kompetensi Pembentukan IPM kepada Pemuda Muhammadiyah. Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan pada tangggal 15 Juni 1961 ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Ditetapkan pula pada tangggal 5 Shafar 1381 bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Seiring berjalannya waktu dan dinamika kebijakan organisasi, dalam Konpiwil IPM 1992 Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penyesuaian organisasi. Intinya Depdagri meminta IPM berganti nama. Akhirnya dikeluarkan SK PP IPM Nomor VI/ PP.IPM/ 1992, tentang pergantian nama IPM yang selanjutnya perubahan tersebut disajikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah 22 Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 M melalui SK No. 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah, dengan pertimbangan:
a) Keberadaan remaja sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhamadiyah
b) Perlunya pengembangan jangkauaan IPM
c) Adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata “Pelajar” untuik organisasi berskala nasional
Dengan demikian secara resmi IPM berubah menjadi IRM sejak tanggal 18 November 1992.
Namun demikian, dengan pertimbangan pengkhususan subjek dakwah serta lebih terarahnya kebijakan, IRM kembali berganti nama menjadi IPM pada Muktamar XVI di Solo hingga saat ini (Muktamar XVII di Yogyakarta tahun 2010), dan mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) sebagai strategi yang digunakan untuk menjawab persoalan pelajar saat ini.
GPK mewadahi pelajar berdasarkan pada minat dan bakat pelajar, yang kebijakan IPM untuk menjawab kebutuhan pelajar hingga 6 tahun ke depan atau bisa dikatakan ini adalah Visi IPM 2010-2016. Output dari Gerakan Pelajar Kreatif ini adalah terbentuknya komunitas – komunitas di kalangan pelajar yang berdasarkan minat, bakat dan hobi.
Karakter Pelajar Kreatif mempunyai ciri berfikir dan bertindak secara ilmu-iman-amal, iman- ilmu-amal, amal-ilmu-amal secara dialektis. Tidak memandang remeh salah satu di antara ketiga unsur tersebut (ilmu-iman-amal), tetapi memandang ketiganya sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dan harus dimiliki oleh setiap kader. Kader yang mampu menerapkan ketiga unsur itu dalam ranah perjuangan dapat kita sebut sebagai intelektual kritis transformatif. Yaitu kader yang bukan hanya pandai berteori atau shaleh ritual atau melakukan kerja – kerja teknis organisatoris saja, tapi kader yang mempunyai wacana pemikiran radikal (mendalam), juga shaleh sosial dan partisipasi aktif mewujudkan perubahan sosial. Kader-kader yang mempunyai ciri-ciri seperti inilah yang nantinya mampu menjadi pelopor gerakan kritis transformatif.
Struktur dan Program Kerja IPM
Struktur IPM berjenjang mulai dari Pimpinan Ranting (PR) hingga Pimpinan Pusat (PP) sebagai berikut;
a) Pimpinan Ranting berdiri di tingkat sekolah-sekolah Muhammadiyah dan atau Kelurahan.
b) Pimpinan Cabang berdiri di tingkat Kecamatan
c) Pimpinan Daerah berdiri di tingkat Kabupaten/Kota
d) Pimpinan Wilayah berdiri di tingkat Propinsi
e) Pimpinan Pusat berdiri di tingkat Nasional
f) Pimpinan Cabang Istimewa adalah struktur IPM yang berdiri di Luar Negeri
Adapun di masing-masing struktur terdiri atas susunan kepengurusan dengan jumlah dan macam bidang sesuai kebutuhan. Contohnya di PC IPM Imogiri, susunan kepengurusan terdiri atas: Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Wakil bendahara, Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI), Bidang Pengkaderan dan Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan & Seni Islam (PIPSI) dengan Ketua dan sekretaris di masing-masing bidang. Dimungkinkan juga di cabang atau daerah lain mempunyai ragam bidang lainnya semisal bidang Hikmah Advokasi, bidang Organisasi, bidang Ipmawati, bidang SAR dan Tanggap Bencana dan lain-lain, disesuaikan dengan kebutuhan.
Sedangkan untuk program kerja sangat variatif, tentunya sesuai dengan semangat Gerakan Pelajar Kreatif, yang mencakup unsur ilmu-iman-amal. Potensi dan kebutuhan pelajar di sisi keilmuan, kebutuhan ruhiyah, kebutuhan aktualisasi diri pelajar, semuanya dirangkum dan ditelorkan dalam bentuk kegiatan dan program-program misalkan program advokasi kepelajaran, kaderisasi dan penguatan infrastruktur, pemberdayaan pelajar, meningkatkan studi pelajar, menanggulangi kenakalan remaja dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, kemah dakwah, bakti sosial, training kepemimpinan dan lain-lain.
Lambang IPM
Lambang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki ciri;
1. Bentuk segi lima perisai, runcing dibawah merupakan deformasi bentuk pena.
2. Ukuran satu berbanding dua.
3. Warna kuning berarti keagungan dan ketuhanan; putih berarti kesucian; merah berarti keberanian.
4. Isi : ada lima jalur penurun. Tiga besar dan dua jalur kecil, jalur tengah, runcing di bawah berwarna kuning; lebar seperempat lebar perisai lambang dan diapit dua jalur kecil berwarna merah dengan lebar seperduapuluh (1/20) lebar perisai, dan dua jalur besar berwarna merah dengan lebar ¼ lebar perisai.
5. Gambar matahari bersinar (berjumlah 12 sinar) yang terletak ditengah (sedikit agak keatas) perisai, merupakan lambang Muhammadiyah. Gambar matahari yang berwarna kuning yang menunjukan bahwa IPM adalah keluarga Muhammadiyah. Di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku berarti pengetahuan. Atau bisa juga berarti Al-Qur’an yang suci (putih). Warna hijau menunjukan agar ilmu yang didapatkan dapat mempertebal iman. Di bawah bulatan matahari terdapat tulisan ayat Al-quran, surat Al Qalam ayat 1 yang berbunyi Demi pena dan apa yang dituliskannya.
6. Tulisan Al-Quran tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Arab, warna hitam dan merupakan semboyan IPM. Huruf IPM berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti berani serta aktif menyampaikan dakwah Islam karena IPM mengemban tugas sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah
Tujuan IPM
Maksud dan tujuan IPM “Terbentuknya Pelajar Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (Anggaran Dasar IPM pasal 6)
Janji Pelajar Muhammadiyah
Asyhadu an Laa-ilaa ha illa Allah wa Asyhadu anna Muhammad ar-Rasulullah
kami pelajar Muhammadiyah berjanji:
1. Berjuang menegakkan agama Islam
2. Hormat terhadap orangtua
3. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
4. Bekerja keras mandiri dan berprestasi
5. Rela berkorban dan menolong sesama
6. Siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa
Ku Pilih IPM
Pamungkas kata, seperti halnya tahap usia yang lain, usia pelajar mempunyai tugas perkembangan (developmental task) yang harus dipenuhi, jika satu tugas perkembangan tidak terselesaikan maka akan menimbulkan permasalahan di tugas perkembangan berikutnya. Selain itu saat usia pelajar mempunyai potensi dan harus disalurkan. Baik potensi fisik, potensi akal, potensi hati, potensi sosial. Adapun kesalahan pilihan untuk menyalurkan potensi, melaksanakan tugas perkembangan tersebut adalah kesalahan sejarah hidup kita kelak. Oleh karena itu Insya Allah dalam IPM potensi dan tugas perkembangan pelajar tersebut dapat dicapai dan tentunya berimbang, karena tidak sedikit juga organisasi pelajar dan organisasi sosial lainnya yang mempunyai program tetapi kadang kontraproduktif dengan ajaran Islam, sehingga pada akhirnya akan membelokkan kita lupa dengan tujuan hidup. Sehingga tidak salah, bahkan insya-Allah sangat tepat jika kita memilih IPM. Paling tidak minimal lima keuntungan akan kita peroleh;
(1) Diri kita bisa berkembang dan beraktualisasi diri,
(2) IPM adalah Organisasi Kepemudaan Terbaik se Indonesia Tahun 2011
(3) Jalan yang lurus
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108)
(4) Kita tidak ragu lagi untuk mempersiapkan jawaban di akhirat kelak ketika Allah menanyakan masa muda kita, dihabiskan untuk apa.
Wallahu a’lam bishshowwab.
Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun.
Fastabiqul Khairat
Kradenan, 17 Dzulhijjah 1432 H
Arief Rachman Anzaruddin (Ketua Pemuda Muhammadiyah Cabang Imogiri periode 2010-2013)
Disampaikan dalam kegiatan Taruna Melati 1 PC IPM Imogiri di Kaliurang, 19-20 Nopember 2011