Palembang – Pelajar di Amerika harus belajar banyak pada Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Demikian dikatakan Hillary C Dauer, Sekretaris Duta Besar Amerika Serikat dalam dialog interaktif bersama peserta Konferensi Pimpinan Wilayah IPM se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Palembang, Minggu (25/11).
Karena tugasnya di Kedutaaan Besar Amerika Serikat, mengharuskan ia untuk berkunjung ke banyak daerah dan bertemu dengan banyak komunitas, terutama remaja dan pelajar. Menurut pengakuannya, ia seringkali mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang keras. “Itu bagus sekali karena menandakan bahwa pelajar Indonesia adalah pelajar yang berpikir dalam, kritis, dan juga sangat antusias. Berbeda dengan pelajar-pelajar di Negara lain yang semangatnya tidak sebesar pelajar Indonesia.” Jelas Hillary.
Ia memberikan apresiasi dan pujian kepada IPM yang sebagai organisasi pelajar, mampu masuk ke berbagai bidang seperti ekonpmi, politik, kesejahteraan, dan bidang lainnya. Terlebih jika melihat jaringan IPM yang begitu luas dan mengakar di nasional. “Di US, tentu ada organisasi-organisasi seperti IPM, tetapi kebanyakan hanya berada di sekolah masing-masing saja. Jaringannya belum seperti IPM yang menasional dan punya banyak agenda untuk mengkader anggotanya,” kata Hillary menyoroti keberhasilan IPM dalam mengkader anggota-anggotanya, menggodok kepemimpinan mereka.
Ia senang bahwa banyak pelajar Indonesia yang bersekolah di Amerika, mereka yang mengikuti pertukaran pelajar atau mendapatkan beasiswa belajar disana, masih membawa karakter pelajar Indonesia. Hillary mengajak para pelajar Indonesia untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman melalui beberapa program yang telah disiapkan oleh Kedutaan Besar seperti Youth Exchange Student (YES) yang diadakan rutin setiap tahun.
Menurutnya juga, kini dari pihak penyelenggara sedang mengupayakan pemerataan sosialisasi tentang program-program pertukaran pelajar ke Amerika tersebut, tidak sekadar ke sekolah-sekolah negeri, juga termasuk di sekolah-sekolah Muhammadiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Pondok Pesantren untuk menyamakan akses bagi setiap pelajar di Indonesia.
IPM sendiri merupakan organisasi otonom Muhammadiyah untuk para pelajarnya. Berdiri sejak 18 Juli 1961, di usianya yang sudah 51 tahun, IPM memiliki banyak prestasi. Tahun 2011 lalu, IPM terpilih sebagai Organisasi Kepemudaan (OKP) terbaik nasional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Selain itu, September 2012, IPM meraih penghargaan ASEAN Ten Association Youth Organization (ASEAN TAYO) yang merupakan penghargaan untuk organisasi terbaik se-Asian Tenggara untuk kedua kalinya, setelah mendapatkan penghargaan serupa tahun 2006.
Hadjriyanto Y Thohari, Wakil Ketua MPR RI, mengapresiasi tinggi penghargaan tersebut. Menurutnya, itu merupakan bukti pengakuan Indonesia dan Asean kepada IPM. Maka sudah sepatutnya untuk lebih mempromosikan dirinya. IPM seharusnya lebih mempromosikan dirinya. Nomor satu di Indonesia, nomor satu di Dunia.” Tegas alumni IPM Kabupaten Karanganyar ini.
www.ipm.or.id
|