Gerakan Membaca : Manifestasi Spirit Intelektualitas Pelajar Muhammadiyah


Iftitah Musyawarah Cabang XX IPM Imogiri

Oleh : Phisca Aditya Rosyady*

Pelajar merupakan entitas dan komponen dalam sebuah bangsa yang berperan penting dalam memberikan solusi-solusi segar dalam berbagai permasalahan bangsa. Kalau kita menengok sejarah, Bangsa Indonesia ini dibangun dan diperjuangkan oleh inisiasi dan buah pikir para kaum pembelajar seperti mahasiswa dan pelajar. Sebut saja Bung Hatta, Bung Karno, Dr. Sutomo, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh peletak pondasi bangsa ini yang pada waktu itu notabene mereka adalah seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu, baik di luar negeri ataupun di Indonesia. Entah kenapa sejarah mengatakan bahwa pelajar memang memiliki kontribusi yang nyata di negeri ini. Dalam hal ini pelajar mengambil peran sebagai kalangan intelektual yang kemudian nanti akan memberikan pewacanaan, penyikapan dan aksi nyata melalui diskusi-diskusi keilmuan mereka.

Seiring berjalannya waktu, tak bisa dipungkiri generasi muda saat ini termasuk pelajar seolah terninabobokkan pada sebuah kondisi nyaman (comfort condition) mereka. Hal ini merupakan salah satu dampak dari globalisasi yang ditandai dengan berbagai fasilitas yang melalaikan. Sebagai contoh salah satunya pelajar sekarang terlalu asyik menatap layar gadgetnya seharian hanya untuk update status, curhat di sosial media. Alokasi waktu untuk membaca perlahan-lahan tereduksi dan bisa jadi ini berpotensi untuk lenyap. Sebuah hal yang cukup mengerikan jika para pelajar sudah tidak lagi memiliki semangat untuk memperbanyak literasi keilmuan mereka melalui membaca. Kalau sudah demikian maka bisa dikatakan intelektualitas pelajar hanyalah omong kosong dan ompong adanya. Ini artinya pelajar tersebut sudah tidak berkarakter pelajar lagi.




Kondisi di atas menggambarkan betapa urgensinya gerakan membaca untuk menjaga api intelektualitas di kalangan pelajar. Perlu adanya upaya untuk kembali menggelorakan spirit membaca di kalangan pelajar. Sehingga pelajar tidak lagi kehilangan taring intelektualitasnya guna sebagai referensi dalam pemecahan berbagai permasalahan bangsa. Termasuk kalau kita berbicara tentang pelajar Muhammadiyah. Pelajar Muhammadiyah sebagai pelajar yang berbasis Islam tentu harus menjadi contoh dalam upaya menyalakan kembali semangat membaca. Apalagi dalam Islam juga  sudah jelas landasan naqlinya yakni pada Q.S. Al Alaq yang mengajak kita untuk membaca. 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (Q.S. Al Alaq : 1)

Dalam ayat tersebut jelas menggambarkan betapa pentingnya membaca dalam Islam. Oleh karenanya Allah menurunkan ayat ini sebagai ayat yang pertama kali diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. Tersurat jelas dalam penggalan ayat tersebut, Islam memerintahkan kita untuk giat membaca. Meskipun dalam konteks ini artian membaca dalam arti universal. Lebih menitikberatkan pada artian membaca secara luas, tidak terbatas pada buku namun juga membuka kemungkinan membaca lingkungan kita, lingkungan alam maupun lingkungan sekitar kita. Hal ini mengandung tiga makna yakni membaca untuk mengenali kebesaran-Nya, membaca untuk mengilmui suatu hal, dan membaca untuk paham dan tanggap terhadap lingkungan kita. Inilah yang harus selalu kita jadikan landasan dan niatan kita agar semangat membaca itu tetap berkobar dalam diri kita.

Peran kita sebagai pelajar muhammadiyah menuntut kita untuk senantiasa bergelut dengan buku-buku. Memperluas wawasan keilmuan yang sedang kita geluti ataupun wawasan secara umum. Pelajar Muhammadiyah tentunya harus khatam dengan keilmuannya masing-masing selain wawasan universal dan tentunya wawasan keagamaan yang harus selalu melekat dalam dirinya. Apalagi kalau kita runut lagi pelajar Muhammadiyah merupakan kader dakwah ujung tombak Muhammadiyah di ranah pelajar tentunya harus memiliki keilmuan yang luas. Ibarat sebuah teko air minum, teko tersebut akan bisa mengisi gelas dengan air setelah teko tersebut diisi oleh air terlebih dahulu. Begitu juga sebagai seorang kader dakwah, sebelum ia berdakwah kepada yang lain, ia harus memiliki ilmu terlebih dahulu sebagai bahan untuk berdakwah. Untuk memiliki ilmu disini kita kembali harus membaca, membaca, dan membaca.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai organisasi yang mengambil segmentasi pelajar memiliki tanggung jawab untuk turut mengkampanyekan gerakan membaca kepada masyarakat khususnya usia pelajar. IPM harus mampu memberikan dampak positif atas keberadaan dan eksistensinya. IPM sudah selayaknya melangkah lebih luas lagi setelah peran dakwahnya sudah berjalan dan dirasa baik, maka IPM juga harus turut mencerdaskan pelajar khususnya di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Salah satu langkah ini yakni diejawantahkan dalam mengkampanyekan gerakan membaca kepada para pelajar.

Berbicara dengan gerakan membaca, IPM sebenarnya telah melangkah ke arah sana. Banyak sekali kampanye yang menggembor-gemborkan gerakan Iqra atau gerakan membaca itu sendiri. Tak hanya berhenti pada tahap pewacanaan dan kampanye semata, contohnya kader IPM sudah jauh-jauh hari menginisiasi program Rumah Baca Komunitas yang bergerak di segmentasi anak-anak. David Effendi yang merupakan alumni Pimpinan Pusat IPM menjadi penggerak dalam program yang telah eksis beberapa tahun terakhir itu. Seiring dengan itu, Pimpinan Cabang IPM Imogiri juga mulai melakukan aksi nyata dalam upaya membumikan budaya baca di kalangan anak-anak. Melalui Program Pengabdian Masyarakat yang diberi nama Angkringan Pintar, IPM Imogiri menjalankan program untuk membumikan budaya baca dikalangan anak-anak pedesaan. Program ini sekaligus mendapat bantuan awal dari Dikti dan UGM karena diikutkan dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2013 ini. Untuk langkah awal Angkringan Pintar memiliki gerobak yang dioperasi kan di dua komunitas baca yang telah terjalin kerjasama yakni di TPA Bukit Cerme Srunggo Selopamioro dan TPA Banyusumurup Girirejo Imogiri. Dalam program ini, Angkringan Pintar menggerakkan beberapa kader IPM Imogiri untuk membantu dalam pelaksanaannya. Angkringan Pintar mengemas berbagai kegiatan yang menarik yang terjadwalkan ke dalam kelas masing-masing yang ini bertujuan akhir untuk membumikan budaya baca di kalangan anak-anak.  Kedepan Angkringan Pintar akan dibangun sebagai bentuk community development (Comdev) dari Pimpinan Cabang IPM Kecamatan Imogiri dengan mengembangkan lagi komunitas baca yang ada di beberapa desa yang ada.

Momentum Musyawarah Cabang XX IPM Imogiri ini sangat tepat untuk kembali menguatkan semangat dan arah gerak PC IPM Imogiri dalam upaya membumikan budaya masyarakat di kalangan masyarakat usia pelajar khususnya. Merumuskan program-program yang sinergis dengan program gerakan membaca. Maka dari itu Musycab XX kali ini mengambil tema “ Gerakan Membaca untuk Pelajar Cerdas  Berkarakter”.  Dalam Musycab ini selain akan dirumuskan strategi dan arah gerak IPM Imogiri dalam menjalankan misi dakwahnya di kalangan pelajar, akan dibahas pula strategi dan planning kedepan dalam berkontribusi membumikan budaya baca di kalangan anak-anak. Sehingga intelektualitas dan semangat memperluas literasi keilmuan di kalangan IPM dan pelajar umumnya akan terus membara menuju terbentuknya pelajar yang cerdas berkarakter. 



Demikian iftitah untuk menyemangati para musyawirin dan kader IPM Imogiri semuanya. Akhirnya kepengurusan PC IPM Imogiri masa amanah 2011-2013 telah usai dengan berbagai dinamika yang ada, ada berbagai pencapaian yang ditorehkan namun juga tak sedikit kekurangan yang dilakukan. Terimakasih kepada pejuang-pejuang IPM Imogiri yang telah bekerja sama dan saling menguatkan dalam proyek dakwah ini. Kita adalah satu tubuh yang saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menguatkan. Tanpa kerja keras dan komitmen ipmawan dan ipmawati semuannya IPM Imogiri tak kan sampai pada fase ini. Selaku Ketua Umum, kami memohon maaf jika selama kepemimpinan ini banyak kekhilafan dan kekurangan. Kami yakin masih banyak amanah musycab 2 tahun lalu yang belum direalisasikan dan masih banyak kekurangan disana sini dalam mengemban amanah ini. Semoga momen ini bisa menjadi sarana untuk refleksi dan evaluasi agar kembali bersemangat untuk bangkit membawa IPM Imogiri menjadi lebih baik lagi.  Berkolaborasi dan berkontribusi untuk agama, bangsa, dan masyarakat. Selamat Musycab, semoga Allah senantiasa memberikan keistiqamahan kepada kita.

IPM Imo Kompak Jaya !!! Nuun Wal Qalami Wa Maa Yasthuruun

*Ketua Umum PC IPM Imogiri Periode 2011-2013