Mengejar Lailatul Qadar




إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan"
(QS. Al Qadar : 1)

Bulan suci Ramadhan 1434 H telah sampai pada separuh perjalanan. Banyak hal yang telah dilakukan tapi mungkin juga ada hal yang belum sempat dilakukan.  Seperti yang telah kita ketahui, Bulan Suci Ramadhan memang bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT. Ada berbagai keistimewaan Bulan Ramadhan yang dihadirkan untuk Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW.  Di antara keistimewaan bulan Ramadhan tersebut adalah terdapat satu malam yang disebut  "Lailatul Qadar". Dalam Al Qur’an ada empat tempat yang menjelaskan tentang turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW, keempat ayat tersebut diantarannya adalah :


Pertama, dalam surat Al Qadar ayat 1 yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan-nya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan". Ayat yang kedua yakni surat Ad Dukhan ayat 2-3 yang artinya: "Demi Kitab ( Al-Qur’an ) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." Sedangkan untuk ayat ketiga termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya : "( beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ...". Kemudian dalam surat Al Anfal ayat 41 yang artinya: "... dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu dihari pertemuannya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Kalau kita telisik kembali masing - masing ayat di atas, yaitu surat Al Qadar ayat 1 bahwa turunnya Al Qur’an adalah pada malam Al Qadar. Pada surat Ad Dukhan ayat 2-3 juga menjelaskan turunnya Al Qur’an pada malam yang diberkati. Pada dua ayat di atas memberikan keterangan tentang lailatul qadar.

Sedangkan dalam Surat Al Baqarah ayat 185 menjelaskan bahwa turunnya Al Qur’an adalah pada bulan Ramadhan. Sedangkan penjelasan surat Al Anfal ayat 41 turunnya Al Qur’an adalah pada saat terjadinya peperangan antara tentara Islam dengan tentara musyrikin dalam peperangan Badar, yang membedakan antara yang hak dan yang batil. Dalam peperangan tersebut Allah memberikan kemenangan kepada tentara Islam. Kemuliaan tersebut adalah pada malam Jum’at tanggal 17 Ramadhan.

Dua ayat yang terakhir menerangkan tentang turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi saw. ketika beliau berkhlawat di Gua Hira’ yaitu pada bulan Ramadhan pada malam Jum’at tanggal 17.

Dalam beberapa tafsir dijelaskan bahwa turunnya Al Qur’an yang disebut dengan "Nuzulul Qur’an" berbeda dengan "Lailatul Qadar". Nuzulul Qur’an adalah turunnya pertama kali ayat Al Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1-5 kepada Nabi saw. ketika Nabi berkhalwat (menyendiri) di gua Hira’. Sedangkan Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke langit bumi dan itu terjadi setiap tahun pada bulan Ramadhan.

Dalam surat Al Qadar ayat 3 dijelaskan bahwa lailatul qadar adalah malam yang lebih utama daripada melakukan amal sholeh selama seribu bulan atau dengan hitungan tahun selama 83 tahun lebih. Malam itu Allah memerintah malaikat untuk turun kelangit bumi dengan membawa kabar gembira bahwa malam itu malam yang penuh dengan kebaikan dan berkah bagi mereka yang berbuat amal sholeh pada malam lailatul qadar dari sejak permulaan sampai dengan terbitnya fajar.

Terdapat perbedaan di kalangan para ulama’ tentang waktu turunnya lailatul qadar. Ada yang berpendapat bahwa turunnya lailatul qadar adalah diantara tanggal-tanggal bulan Ramadhan dari tanggal satu sampai tanggal terakhir bulan Ramadhan. Ada yang berpendapat bahwa turunnya lailatul qadar adalah pada tanggal-tanggal ganjil pada sepuluh yang terakhir bulan Ramadhan yaitu tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. sebagaimana dalam riwayat disebutkan bahwa "Nabi saw. pada malam sepuluh terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, melek (tidak tidur) pada malam hari, membangunkan keluarganya untuk beribadah kepada Allah swt." ( HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun pada malam sepuluh yang terakhir bulan Ramadhan diperintahkan untuk memperbanyak membaca do’a :

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, cinta pada ampunan maka ampunilah aku. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang diistimewakan oleh Allah swt, Bagi umat Islam, maka sudah sepatutnya bulan yang penuh dengan keutamaan ini digunakan sebaik-baiknya untuk mendulang amal sholeh sebanyak-banyaknya senyampang Allah masih memberikan kesempatan untuk beramal sholeh, Bukankah Nabi saw. pernah bersabda yang artinya : "Barang siapa yang beribadah pada malam Al Qadar dengan dasar iman dan semata-mata ingin mencari ridha Allah, diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu." (HR, Bukhari dan Muslim ).

Selagi masih ada beberapa waktu lagi, mari mulai dari saat ini kita kembali evaluasi amalan-amalan yang telah kita lakukan selama Ramadhan tahun ini. Selain itu hal yang terpenting kita harus kembali menyiapkan diri untuk lebih giat beribadah di beberapa hari terakhir di Bulan Ramadhan tahun ini. Jangan sampai diakhir kelak kita menyesal tidak bisa optimal dalam beribadah di Bulan Ramadhan kali ini. Akhir Ramadhan seringkali kita terjebak pada kebutuhan-kebutuhan duniawi dan justru ini kontraproduktif. Tersibukkan oleh aktivitas berbelanja kebutuhan lebaran entah pakaian ataupun makanan kecil. Selain itu fenomena sekarang kita terjebak pada kesibukan mempersiapkan festival takbir keliling, berlatih siang dan malam mempersiapkan gerakan barisan takbiran dan menyiapkan maskot dan atribut yang akan ditampilkan untuk takbiran keliling.
Padahal sudah jelas masa hari-hari terakhir di Bulan Ramadhan adalah masa yang sangat rugi jika kita tidak mengisinya dengan kegiatan-kegiatan peribadahan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya karena di waktu-waktu tersebut Allah menjanjikan sebuah malam yang sangat mulia dengan segala fitur-fitur pahalanya yakni Lailatul Qadar. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang beruntung mendapatkan malam itu dan senantiasa terjaga keistiqamahan dalam menjalani hidup ini. Amiin.

Oleh :
Phisca Aditya Rosyady (Ketua KDI PC IPM Imoigiri)