Didalam Al-Qur’an Surat Al-Israa Allah S.W.T berfirman :
“dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah pebuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk,: (Qs. Al-Israa : 32)
PERAYAAN DALAM KACA MATA ISLAM
Perayaan yang dilakukan dalam bentuk atau versi berbeda-beda. Contoh kasus rasulullah S.A.W pernah melihat Abdurrahman bin ‘auf ada tanda kuning bekas perkawinan tanpa sepengatahuan rasulullah dan sahabat-sahabatnya yang lain, lalu rasulullah bersabda : “bikinlah walimah (perayaan) walaupun dengan seekor kambing.” ( HR.Al-Bukhari dan Muslim). Ada juga perayaan yang diperintahkan oleh Allah dan rasulullah yaitu Iedain, Iedul Fitri yang dirayakan karena kita diberi kenikmatan kemampuan berpuasa selama satu bulan ramadhan yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan mukmin. Sedangkan iedul Adhha kita rayakan karena ibadah haji, puasa Arofah dan kurban yang kita persembahkan untuk Allah S.W.T. ADAPUN SELAIN YANG DISEBUTKAN ADALAH KESESATAN YANG MENYESATKAN,Disebutkan dalam sebuah hadist yang artinya “Dari Anas Ia berkata : Rasulullah S.A.W hijrah kemadinah sedang orang-orang madinah mempunyai dua hari raya yang mereka bermain-main padanya. Maka sabdanya : Allah telah tukarkan buat kamu dua hari raya itu dengan hari yang lebih baik dari padanya : Hari Adha dan Hari Fitri. ( HR. Abu Dawud dan Nasa’I dengan sanad yang shaheh)
SEJARAH VALENTINE’S DAY
Budaya apalagi yang kian merebak dalam masyarakat terutama bagi kalangan remaja yang banyak terbawa dalam budaya asing ini. Dansa, berpelukan dengan mesra antara lawan jenis yang haram, juga ciuman yang menjijikkan, serta KTM (konco Tapi mesra). Diantara para remaja yang saling memberikan kartu dan ucapan-ucapan yang sangat sintimentil, memberikan hadiyah (kado), kembang gula dab boneka-boneka anak kecil yang bersayap.
Perbuatan ‘asing’ tersebut sangat populer pada tanggal 14 februari, yakni tanggal atau hari “valentine’s day”. Dinegara Indonesia tercinta ini, para penyambut perayaan ini adalah remaja-remaja putra-putri yang berlatar belakang agama islam. Mereka terperosok dalam budaya ciptaan manusia yang sangat menyesatkan, mereka terjebak dalam tingkah laku aneh menurut syari’at Islam.
ASAL-USUL
Patutkah budaya yang sama sekali tidak kita kenal untuk kita ikuti tanpa melihat asal-usul timbulnya budaya tersebut?.
Hari Kasih sayang ( Valentine’s day) bermula pada tanggal 14 februari269 Masehi, Santo Valentine seorang pendeta harus menerima hukuman pancung dari penguasa (raja) Claudus II Ghotikus melalui tangan-tangan Algojonya. Santo Valentine dianggap melanggar ketentuan imperiym, yakni ia telah berani menikahkan sepasang remaja yang sedang merasakan kisah-kasih yang menyenangkan secara diam-diam (back street).
Tindakan pendeta valentine tersebut akhirnya diketahui oleh pihak kerajaan. Padahal sudah ada ketentuan pada masa itu, para remaja yang single dilarang untuk menikah dulu karena mereka dibutuhkan untuk menjadi prajurit yang tangguh. Prajurit yang belum menikah dianggap memiliki prestasi yang baik dimedan pertempuran.
Pada tanggal 14 februari 296 Masehi, dikota Cisalpine Gaul, tepatnya dijalan Flaminia. Pihak gereja telah menobatkan Santo Valentine sebagai pahlawan yang telah melindungi orang yang saling mencintai. Paus St Julius I telah membuatkan bangunan kehormatan untuk menghormati Santo valentine tersebut.
Paus Galesium I adalah pelopor pencetus peringatan Hari kasih Sayang pertama tahun 496 Masehi. Peringatan hari tersebut juga diilhami oleh kebudayaan nenek moyang bangsa Romawi, yakni pemujaan terhadap Dewa Lupercus (dewa Kesuburan, padang rumput dan hewan ternak) dan dewa Faunus ( Dewa Alam Semesta). Namun tanggal peringatan adalah 15 februari, dilakukan setiap tahun hingga abad ke-4 M, masa berkuasanya Kaisar Constantine (280-337 M). pemujaan terhadap para dewa tersebut dilakukan dengan penyembelihan sejumlah hewan korban kambing dan satu ekor anjing. Para pemuda yang mengikuti upacara dihadapkan ke Altar sembari diolesi keningnya dengan darah yang ada dipisau bekas penyembelihan hewan tadi. Selanjutnya, para peserta upacara membuat cambuk dari kulit kambing yang telah dikorbankan tadi untuk mencambuki wanita yang dijumpai pada saat mengelilingi bukit palatine. Anehnya, para wanita menerima cambukan dari para pemuda dengan perasaan senang hati. Mereka, kaum wanita, beranggapan bahwa cambukan tersebut dapat mengembalikan kesuburan wanita.
Pada masa kaisar konstantine, seorang kaisar yang pertama kali memeluk agama Kristen dan juga seorang kaisar yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan gereja menambahkan berbagai acara setelah upacara pemujaan terhadap dewa Luparcus dan Dewa Faunus tadi dengan acara yang memberikan kesempatan pada para gadis remaja menyampaikan pesan-pesan cinta mereka disebuah jambangan besar, kemudian para pemuda menerima pesan-pesan dari remaja putri tadi. Kemudian, setelah itu mereka saling berpasang-pasangan dan berdansa semalaman yang biasanya diakhiri dengan tindakan zina (coitus).
Pada abad ke-5 m, upacara bangsa Romawi ini dimasukkan dalam upacara pensucian diri yang umum dilakukan pihak gereja. Tepat pada tahun 494 Masehi, Paus Galasium I yang telah merubah upacara yang telah diciptakan oleh pihak kaisar tadi. Pada tahun 496 Masehi, upacara pensucian ini ditetapkan, kamudian menjadi upacara kasih saying (Valentine’s Day) yang dikenal sekarang ini. Dan tanggal peringatan tadi dirubah dari tanggal 15 Februari menjadi 14 Februari, hari digantungnya pendeta Santo Valentine.
PERAYAAN YANG DIADA-ADAKAN
Ummul mu’minin ‘Aisyah r.a berkata : rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “barang siapa mengadakan sesuatu yang baru ( bid’ah Saiyi’ah) dalam urusan Agama kami ini, yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak.” (HR.Bukhari dan Muslim). Dalam hadist lain disebutkan : “barang siapa mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak cocok dengan syari’at kami, maka hal itu ditolak.” (HR.Muslim).dalam riwayat Imam Muslim yang lainnya disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :“Sebaik-baik perkataan adalah Al-Qur’an dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Nabi Muhammad dan sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan dan tiap-tiap bid’ah (sesuatu yang diada-adakan) itu sesat.” (HR. Muslim).
ANCAMAN BAGI PENZINA
Rasulullah S.A.W bersabda : “Telah diputuskan atas Anak adam bagiannya dari zina secara pasti hal itu dapat dipahaminya. Dua mata zinanya ialah melihat, dua telinga zinanya ialah mendengarkan kata-kata porno, Lidah zinanya ialah perkataan, Tangan zinanya ialah menyerang, Kaki zinanya ialah melangkah ketempat maksiat, termasuk menghadiri Valentine, Hati sangat menginginkan serta berangan-angan hal tersebut (zina) dan kemaluan yang membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Adapun ancaman-ancaman bagi penzina yang terdapat dalam hadist sebagai berikut :
- “Barang siapa yang berzina atau minum-minuman keras, Allah pasti akan mencabut imannya sebagaimana seseorang melepaskan pakaian dari kepalanya,”
- “Wahai segenap orang-orang Islam takutlah pada zina, karena sesungguhnya dalam zina itu ada 6 perkara : tiga didunia dan tiga diakhirat. Adapun yang didunia ialah lenyapnya cahaya / ketampanan wajah, pendek umur dan terus menerus faqir, adapun diakhirat ialah murka Allah yang mah suci lagi maha tinggi, perhitungan amal yang jelek dan siksa dengan neraka.”
- “Barang siapa terus-menerus berzina maka seperti penyembah berhala.”
- “Zina satu kali dapat menghapus amal kebaikan selama 70 tahun.”
- “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik disisi Allah dari pada dosa seseorang yang meletakkan air mani dirahim yang tidak halal baginya.” (HR. Ibnu Abi Abdunya)
RELAKAH KITA TERGOLONG DARI KELOMPOK MANUSIA YANG DIKUTUK
Valentine’s Day adalah bukan ketentuan-ketentuan perayaan yang diwajibkan, disunnahkan atau dibolehkan oleh agama Islam. Penobatan atau penentuan upacara peringatan Valentine’s Day adalah ditetapkan oleh pihak gereja ( pendeta ) atau pastor yang Nasrani tersebut. Sedangkan dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa para pendeta (rahib) adalah mereka dijadikan sebagai Tuhan, mereka membuat ketentuan-ketentuan baru, menghalalkan apa yang Allah haramkan serta mengharamkan apa yang Allah halalkan (Hadist).
Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman : “Mereka menjadikan Orang-orang alimnya,dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah.dan juga (mereka MemperTuhankan) Al-masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari segala dari apa yang mereka persekutuan.” (QS. Attaubah :31)
Pihak rahib (pendeta) telah menghalalkan hubungan sesama lain jenis. Pihak gereja (Paus Galasium I) telah mengadopsi upacara pesan-pesan cinta, dansa, berzina menjadi acara pensucian diri.
Dengan kata lain, penobatan Santo Valentine sebagai tokoh “pembela kasih sayang” disertai perzinahan merupakan yang wajar, jelas-jelas tidak bisa ditolerir oleh Islam. Dan Islam tidak menghendaki keberadaannya Sesat.
Kebiadaban tersebut (Valentine’s Day) bukan saja harus kita hindari atau kita jauhi namun harus kita hentikan dan kita kikis habis. Kalau tidak maka kita tergolong dalam ancaman Allah Subhanahu wata’ala.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal :25).
Dalam ayat yang lain disebutkan:“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosaNya, yakni akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina. (QS. Al- Furqan : 68-69).
Walau kita tidak ikut serta dalam budaya yang dibenci oleh Allah tersebut, namun kita meridhai dan mencintainya atau mengadakan acara yang serupa dengannya, maka diancam oleh rasulullah S.A.W dengan tiga hadistnya :
- “Rela dengan kemaksiatan itulah hakekat dari kemaksiatan itu sendiri”
- “Barang siapa mencintai suatu kaum maka Allah akan menghimpunnya dalam kaum itu.” (HR.At-thabrani).
- “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia tergolng dari kelompok mereka.” (HR.At-thabrani).
Penulis adalah Habibullah Al-Irsyad, S.Th.I