Perbedaan adalah fitrah penciptaan yang akan selalu ada dalam berbagai aspek kehidupan. Ia tidak bisa dihapuskan. Perbedaan adalah sunnatullah kauniyah yang berlaku bagi manusia dan alam semesta. Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang bisa menghilangkannya.
Perbedaan bukanlah masalah. Perbedaan juga bukan penghalang manusia untuk hidup bersama. Perbedaan tidak sertamerta membawa keapda perpecahan dan perceraian. Perbedaan mewujud untuk menjadi pendorong manusia agar saling mengenal dan memahami. Setiap manusia itu berbeda. Karena itulah manusia unik. Setiap manusia itu tidak sama, karena itulah manusia menjadi utama. Tidak ada yang salah dengan semua ini. Yang salah adalah bagaimana cara kita memandang perbedaan tersebut.
Al Quran Suci telah menjelaskan kepada kita tentang berbagai perbedaan dan kebebasan yang Allah Swt takdirkan. Perbedaan terkadang menunjukan kepada jenis dan macam tertentu yang berarti sama atau sejajar. Perbedaan terkadang menunjukan kepada tingkatan martabat tertentu. Perbedaan terkadang menunjukan kepada urutan dan keutamaan. Berbagai penunjukan tersebut dapat kita maknai sebagai sebuah kenyataan yang harus disyukuri atau dijalani dengan kesabaran. Perbedaan harus dihargai sebagai sebuah kenyataan yang mendorong kita kepada keimanan.
Menghargai perbedaan berarti menerima realitas takdir. Menghargai perbedaan berarti menunjukan kepahaman akan sunatullah dan iradah-Nya. Menghargai perbedaan juga merupakan bentuk syukur kita pada kondisi kita yang sekarang dan harapan kita akan kebaikan dimasa datang. Menghargai juga berarti sifat sabar terhadap realitas yang centang-perenang.
Manusia tidak akan bisa saling menghargai dan bertoleransi selama merasa dirinya yang paling benar dan meremehkan oranglain. Padahal kebenaran selalu menuntut kesederhanaan dan kebijaksanaan. Tidak ada kebenaran yang mau menetapi manusia yang sombong dan tidak menghargai oranglain. Sebab sejatinya kesombongan tersebut adalah mentalitas penjajah yang bertentangan dengan semangat Islam. Islam selalu berusaha membawa para penganutnya untuk merdeka dan menerima perbedaan secara bijaksana. Mari saling menghargai perbedaan. [Majalah Tabligh edisi Ramadhan - Syawal 1433 H]
sumber : http://tabligh.or.id/